Wastra
Tenun Ikat Sumba
Kombu adalah sebutan untuk tenun sumba berwarna merah. Tenun ikat ini dibuat oleh kelompok tenun Paluanda Lama Hamu dari Masyarakat Adat Kambera, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Motif didominasi dengan Motif Njara (Kuda) simbol kemakmuran dan kesejahteraan, Motif Habak Mapaketung simbol perempuan pekerja keras yang saling mendukung, Motif Kaka (Kakatua) simbol kebersamaan dan Motif Ruha (Rusa) simbol keagungan dan kebijaksanaan pemimpin.
Istilah kapit untuk selembar kain yang memiliki susunan motif yang sama dari ujung kain atas ke bawah. Sedangkan istilah searah untuk selembar kain yang memiliki susunan motif yang berbeda, biasanya merupakan sebuah cerita seperti pada motif papanggang.
Tenunan Sumba terdiri atas hinggi dan lau. Hinggi sebutan untuk kain lebar dan panjang dan biasanya dikenakan oleh laki laki dan Lau sebutan kain dalam bentuk sarung yang dikenakan oleh perempuan. Hinggi terdiri dari hinggi kaliuda, hinggi kombu, hinggi kawuru. Hinggi kombu bahan pewarnanya berasal dari akar mengkudu yang menghasilkan warna merah sedangkan hinggi kawuru bahan pewarnanya berasal dari daun tarum/nila (wora) menghasilkan warna biru.
Pembuatan kain tenun sumba ini menggunakan teknik ikat lungsi. Selembar kain tenun dikerjakan oleh 5-7 orang, dimana masing-masing orang memiliki peran yang berbeda. Terdapat 42 langkah dalam pembuatan selembar kain tenun sumba ini. Mulai mewarnai benang hingga merapihkan ujung kain tenun. Mereka masih menggunakan pewarna dari tanaman dalam proses pewarnaan benang. Warna merah dari fermentasi akar mengkudu (Morinda citrifolia), warna biru dari fermentasi daun tarum (Indigofera sp.).
Selain menjadi kebutuhan sandang, tenun sumba memegang peranan penting dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Sumba Timur. Kain tenun ini berfungsi sebagai sarana tukar menukar baik dalam upacara perkawinan, penguburan, atau sebagai tanda penghargaan atau cinderamata.
Tenun Ikat Dobo
Ada dua jenis Tenun Dobo, yaitu Lipa dan Utan. Lipa adalah nama lokal dari tenun yang biasanya dikenakan oleh pria. Utan adalah nama lokal tenun yang dikenakan oleh wanita. Menenun merupakan salah satu kegiatan leluhur yang dilakukan oleh perempuan adat di Masyarakat Iantena hingga saat ini. Kelompok penenun Eban Watan dibentuk untuk memasarkan tekstil hasil karya masyarakat Iantena. Wilayah adat Masyarakat Iantena berada di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.
Dobo adalah nama desa yang terkenal dengan artefak kuno yang disebut Jong Dobo. Konon, artefak yang terbuat dari perunggu ini hanya muncul pada saat ritual adat oleh Tana Puan (Tetua Adat). Di kampung mereka terdapat Watu Mahe, yaitu batu-batu yang dalam bahasa lokal disebut dolmen dan menhir. Benda-benda megalitikum ini ditemukan di hutan adat mereka. Mereka memiliki beberapa tarian untuk mengiringi ritual adat mereka. Salah satunya adalah ritual adat Nuru yang merupakan tarian untuk menolak bala. Ritual ini biasanya diadakan pada bulan Mei setiap tahun sebelum panen. Jenis tarian lainnya adalah Jata Kapa Dobo, yaitu tarian untuk menyambut tamu. Tarian ini menceritakan proses menenun dari awal hingga akhir.
Gerai Nusantara
GENUS Coffee & Boutique
Jalan Raya CIFOR No. 8, Situgede Kota BOGOR